Ini Strateginya, Pemerintah Rapatkan Barisan Hadapi Krisis Turki
Ini Strateginya, Pemerintah Rapatkan Barisan Hadapi Krisis Turki. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, strategi
pemerintah untuk menghadapi tekanan-tekanan global yang saat ini terus
terjadi, khususnya krisis perekonomian yang terjadi di Turki, adalah
dengan menjaga ketahanan fundamental ekonomi Indonesia. Koordinasi
antarlembaga keuangan negara seperti Bank Indonesia serta Otoritas Jasa
Keuangan juga akan diperkuat.
Dia mengatakan, upaya tersebut merupakan langkah utama demi menjaga sentimen pasar terhadap perekonomian Indonesia. Sebab saat ini, sentimen pasar masih sangat memperhatikan gejolak ekonomi negara-negara emerging akibat pengaruh kebijakan normalisasi moneter negara-negara maju.
“Jadi kami juga ingin membedakan cerita, narasinya Indonesia dengan negara-negara yang selama ini memiliki kelemahan dan kerapuhan yang lebih tinggi,” Tuturnya.
Selain itu Menkeu juga mengatakan, dalam menjaga fundamental ekonomi Indonesia, pemerintah akan memantau secara cermat neraca keuangan pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, hingga perbankan. Sehingga, Indonesia risiko ekonomi dari gejolak tersebut bisa diredam.
Di samping itu, pemerintah dikatakannya juga akan terus menekan impor supaya defisit transaksi berjalan saat ini yang telah tembus 3 persen dapat ditekan. Caranya adalah dengan mendorong substitusi impor, dengan produk-produk domestik yang bisa dimanfaatkan.
Dia mengatakan, upaya tersebut merupakan langkah utama demi menjaga sentimen pasar terhadap perekonomian Indonesia. Sebab saat ini, sentimen pasar masih sangat memperhatikan gejolak ekonomi negara-negara emerging akibat pengaruh kebijakan normalisasi moneter negara-negara maju.
“Jadi kami juga ingin membedakan cerita, narasinya Indonesia dengan negara-negara yang selama ini memiliki kelemahan dan kerapuhan yang lebih tinggi,” Tuturnya.
Selain itu Menkeu juga mengatakan, dalam menjaga fundamental ekonomi Indonesia, pemerintah akan memantau secara cermat neraca keuangan pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, hingga perbankan. Sehingga, Indonesia risiko ekonomi dari gejolak tersebut bisa diredam.
Di samping itu, pemerintah dikatakannya juga akan terus menekan impor supaya defisit transaksi berjalan saat ini yang telah tembus 3 persen dapat ditekan. Caranya adalah dengan mendorong substitusi impor, dengan produk-produk domestik yang bisa dimanfaatkan.
Comments
Post a Comment